LPDB gulirkan Rp9 miliar melalui 6 koperasi

Jakarta - Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB-KUMKM) merealisasi penyaluran modal jerha pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) kerja sebesar Rp9 miliar melalui enam koperasi sebagai mitra kerja lembaga di bawah operasional Kementerian Koperasi dan UKM.

Modal usaha tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan kepada pengurus koperasi terkait, didampingi Direktu Utama LPDB-JUMKM Kemas Danial di Gedung Smesco UKM Indonesia, hari ini.

Keenam koperasi yang menerima perkuatan permodalan UMKM tersebut adalah Koperasi Serba Usaha (KSU) Makmur Sejati, Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Tanjung Sejahtera, Koperasi SImpan Pinjam (KSP) Sarana Makmur, KSP Multi Finance, Koperasi Unit Desa (KUD) Sawitra, dan Koperasi Perikanan Mina Jaya.

Dari total pinjaman Rp9 miliar yang diberikan LPDB kepada UMKM melalui kopeasi, disalurkan kepada 562 usaha kecil dan menengah (UKM). Keenam koperasi penerima dan penyalur dana bergulir beroperasi di DKI Jakarta, Jawa Timur, Jambi, Riau, dan Kalimantan Selatan.

Pada program kerja tahun ini seperti disampaikan Direktur Utama LPDB Kemas Danial, lembaga di bawah pimpinannya menaglokasikan dana penyaluran sebesar Rp1,25 triliun. Secara keseluruhan penyaluran dibantu para mitra seperti koperasi, lembaga keuangan bank maupunlembaga keuangan nonbank.

Porsi penyaluran dana untuk UMKM lebih difokuskan melalui koperasi, atau sekitar 90%. Sisanya disalurkan oleh lembaga keuangan bank dan non bank seperti perusahaan modal ventura maupun perusahaan perkreditan.

Penyaluran yang dilaksanakan LPDB merupakan bagian dari program penurunan angka kemiskinan dan pengangguran di Indonesia. Oleh karena itu lembaga ini sangat peduli terhadap perkembangan sektor riil melalui penyediaan anggaran.

Dalam catatan laporan LPDB sejak penyaluran pertama 2008 hingga 2010, pembiayaan yang dilakukan telah menyerap tenaga kerja sebanyak 235.523 orang. Rinciannya adala, sebanyak 11.091 terserap pada 2008 dari 10.685 UKM penerima pembiayaan.

Pada 2009 penyerapantenaga kerja mencapai 55.955 orang dari 34.695 unit UMKM penerima dana. Kemudian pada 2010 persentase penyerapan tenaga kerja naik sekitar 200% dari 2008, karena mencapai angka 167.477 orang. Penyerapan itu dihasilkan oleh 82.239 UMMKM penerima pembiayaan dari LPDB.

Ini artinya penyaluran tepat guna dan sasaran, karena seluruh daerah memiliki kesematan atau peluang yang sama mendapatkan pinjaman/pembiayaan dari LPDB. Semua agenda dijalankan untuk meningkatkan daya saing serta menciptakan lapangan kerja oleh UMKM. (ra/bisnis.com)

Read More..

Koperasi wajib tingkatkan kualitas kelembagaan

Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM menegaskan peningkatan kualitas kelembagaan koperasi yang dikelola wanita wajib karena salah satu solusi memperkuat sisi permodalan dan usaha yang telah eksis.

Asisten Deputi Urusan Tatalaksana Koperasi dan UKM Kementerian Koperasi dan UKM, Nur Ediningsih (Nungki), mengatakan, jika kualitas kelembagaan meningkat, secara sistematis mampu meningkatkan permodalan usaha.

”Oleh karena itu kami terus mempertemukan koperasi sukses yang dikelola wanita (Kopwan) dengan koperasi sejenis lain yang tengah berkembang,” ujar Nungki kepada Bisnis pada acara pertemuan Forum Komunikasi Peningkatan Kelembagaan Koperasi di kalangan wanita, hari ini.

Dari pertemuan rutin tersebut, Kopwan lainnya diharapkan bisa mendapat input melalui bersosialiasi dengan koperasi yang telah sukses. Paling tidak, kata Nungki, koperasi lain bisa mendapatkan informasi terhadap sistem operasional yang telah memenuhi standar nasional.

Setiap koperasi, katanya, pasti mempunyai produk yang ditawarkan kepada anggota maupun secara terbuka kepada masyarakat. Misalnya dalam bentuk kegiatan koperasi simpan pinjam (KSP) maupun produk lain yang terkait dengan komoditas atau produk umum.

Ketika misalnya sistem operasional kerja koperasi sudah terstandar secara nasional (SNI) untuk produk, akan member dampak positif. Misalnya, kata Nungi, kepercayaan dari anggota dan masyarakat. “Jika partisipasi anggota dan masyarat meningkat, modal tidak lagi menjadi persoalan,” ungkap Nungki.

Kelembagaan dalam visi Kemenkop dan UKM, mencakup standarisasi produk yang diciptakan oleh anggota koperasi. Setiap produk yang sudah dilengkapi dengan label SNI, memudahkan kinerja pemasaran oleh lembaga koperasi.

Oleh karena itu setting awal yang menjad iperhatian Kemenkop dan UKM dalam memberdayakan koperasi, baik dikelola oleh wanita maupun laki-laki, adalah perkuatan kelembagaan. Sebab, dengan kinerja optimal akan mendapat kepercayaan.

Kinerja yang dimaksudkan Nungki seperti yang ditunjukkan Koperasi Setia Budi Wanita Malang dari Jawa Timur. Meski koperasi dengan modal usaha sebesar Rp66 miloiar itu dikelola oleh wanita, namun mampu menggaet anggota dari kalangan laki-laki.

Lilis Solehati, Ketua Badan Komunikasi Wanita Koperasi dari Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), mengatakan, munculnya BKWK karena pengembangan kapabilitas wanita dalam kegiatan ekonomi melalui koperasi dinilai sangat vital.

”Oleh karena itu dalam program kerja Dekopin, peran wanita dalam berkoperasi maupun dalam gerakan koperasi, terus ditingkatkan. Pada jenjang kepemimpinan Dekopin, selalu diupayakan ada unsure pengurus wanitanya,” kata Lilis. (ra/bisnis.com)

Read More..

Persiapan Pusat Pemeran Produksi UMKM di Tulungagung

Untuk mengembangkan ekonomi skala mikro, kecil dan menengah serta meningkatkan akses permodalan, menajemen usaha, baik kualitas SDM, dan jaringan pemasaran, mendorong Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Pasar Tulungagung mendirikan gedung Klinik, pusat souvenir dan pamer produk UMKM dan Koperasi.

Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Pasar Tulungagung melalui Kepala Bidang usaha mikro kecil dan menengah, Soekono, SE mengatakan tujuan pendirian gedung Klinik adalah memberikan peran yang nyata kepada Mayarakat Tulungagung dan pelaku UMKM untuk ikut membantu memfasilitasi pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Di samping itu sebagai upaya Dinas Koperasi dan UMKM sebagai pusat pelayanan informasi bisnis, layanan konsultasi, layanan advokasi dan pendampingan, pelatihan singkat/short course, layanan akses permodalan, layanan pembuatan laporan keuangan, layanan pemasaran produk UMKM. Sedangkan, fungsi gedung promosi tersebut untuk menggelar produk-produk UMKM agar dapat dikenal oleh dunia usaha dan masyarakat luas.

Lebih lanjut Soekono mengharapkan kepada warga Tulungagung khususnya pelaku UMKM untuk segera memanfaatkan gedung tersebut sebagai sarana promosi yang efektif dan perlu diketahui bahwa penggunaan gedung Klinik, pusat souvenir dan pamer produk UMKM dan Koperasi gratis bagi warga Tulungagung.

Gedung Klinik, pusat souvenir dan pamer produk UMKM dan Koperasi saat ini menampung 330 jenis barang produksi pelaku UMKM Tulungagung dari 11 Kecamatan dan 26 UMKM antara lain, baju batik khas Tulungagung, tas, baju anak-anak sampai dewasa, alat musik, mainan anak-anak berbagai macam marmer, bamboo art dan lain sebagainya. Barang-barang yang dipamerkan tersebut juga dijual kepada konsumen yang datang ke tempat itu, dengan harga bervariasi.

Bagi anda yang menginginkan hasil kerajinan/produksi di Gedung Klinik, pusat souvenir tersebut, silakan menghubungi alamat. Jl. Dr Wahidin Sudirohusodo No. 32 Tulungagung Telepon (0355) 321147 atau melalui email: klinikkumkm_ta@yahoo.comThis e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it . (Udin/Humas/tulungagung.go.id)

Read More..

Rejeki Tanaman Enceng Gondok

Tanaman Enceng Gondok yang banyak kita jumpai di sungai dan rawa bila benar-benar dimanfaatkan akan menghasilkan uang yang tidak sedikit. Tentunya dengan keterampilan dan pengetahuan Enceng Gondok ini bisa disulap menjadi barang-barang yang mempunyai kualitas tinggi.

Salah satunya yang dilakukan oleh Widi Harianto (39 th) asal Kelurahan Sembung Tulungagung, Berkat ketrampilan yang dimilikinya dari mengikuti Pelatihan di Surabaya selama 2 bulan yakni di klinik UKM (Usaha Kecil dan Menengah) Dinas Koperasi Jawa Timur, tanaman enceng gondok bisa berubah menjadi barang-barang pelengkap kebutuhan manusia seperti tas, sandal, dll, yang tentunya bisa mempunyai nominal tinggi, sehingga bisa dijadikan mata pencaharian untuk menghidupi keluarga.

Ketika dijumpai reporter News Room, Widi mengatakan dalam membuat kerajinan dari enceng gondok ini tidak membutuhkan biaya terlalu banyak, hal ini dikarenakan bahan dasar dari kerajinan yaitu enceng gondok saat ini banyak di jumpai di sungai Ngrowo sekitar rumah.

”Dalam satu hari bila cuaca panas seperti sekarang minimal 15 buah sandal dari enceng gondok bisa saya selesaikan, sementara untuk harga saya mematok harga antara Rp. 5.000,00 untuk yang biasa dan Rp. 7.500,00 untuk yang model anyaman,“ ujarnya.

Dalam bincangnya Widi juga menginformasikan yang paling lama dalam pembuatan adalah proses dari memilih enceng gondok yang bisa digunakan untuk pembuatan kerajinan hingga proses pengeringan, bahkan bila musimnya sedang musim hujan proses pengeringan dari bahan dasar enceng gondok juga mengalami kemunduran dan hal inilah yang menjadi salah satu kendala dalam proses pembuatan kerajinan dari enceng gondok. (Nug/Humas/tulungagung.go.id).


Read More..