Koperasi wajib tingkatkan kualitas kelembagaan

Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM menegaskan peningkatan kualitas kelembagaan koperasi yang dikelola wanita wajib karena salah satu solusi memperkuat sisi permodalan dan usaha yang telah eksis.

Asisten Deputi Urusan Tatalaksana Koperasi dan UKM Kementerian Koperasi dan UKM, Nur Ediningsih (Nungki), mengatakan, jika kualitas kelembagaan meningkat, secara sistematis mampu meningkatkan permodalan usaha.

”Oleh karena itu kami terus mempertemukan koperasi sukses yang dikelola wanita (Kopwan) dengan koperasi sejenis lain yang tengah berkembang,” ujar Nungki kepada Bisnis pada acara pertemuan Forum Komunikasi Peningkatan Kelembagaan Koperasi di kalangan wanita, hari ini.

Dari pertemuan rutin tersebut, Kopwan lainnya diharapkan bisa mendapat input melalui bersosialiasi dengan koperasi yang telah sukses. Paling tidak, kata Nungki, koperasi lain bisa mendapatkan informasi terhadap sistem operasional yang telah memenuhi standar nasional.

Setiap koperasi, katanya, pasti mempunyai produk yang ditawarkan kepada anggota maupun secara terbuka kepada masyarakat. Misalnya dalam bentuk kegiatan koperasi simpan pinjam (KSP) maupun produk lain yang terkait dengan komoditas atau produk umum.

Ketika misalnya sistem operasional kerja koperasi sudah terstandar secara nasional (SNI) untuk produk, akan member dampak positif. Misalnya, kata Nungi, kepercayaan dari anggota dan masyarakat. “Jika partisipasi anggota dan masyarat meningkat, modal tidak lagi menjadi persoalan,” ungkap Nungki.

Kelembagaan dalam visi Kemenkop dan UKM, mencakup standarisasi produk yang diciptakan oleh anggota koperasi. Setiap produk yang sudah dilengkapi dengan label SNI, memudahkan kinerja pemasaran oleh lembaga koperasi.

Oleh karena itu setting awal yang menjad iperhatian Kemenkop dan UKM dalam memberdayakan koperasi, baik dikelola oleh wanita maupun laki-laki, adalah perkuatan kelembagaan. Sebab, dengan kinerja optimal akan mendapat kepercayaan.

Kinerja yang dimaksudkan Nungki seperti yang ditunjukkan Koperasi Setia Budi Wanita Malang dari Jawa Timur. Meski koperasi dengan modal usaha sebesar Rp66 miloiar itu dikelola oleh wanita, namun mampu menggaet anggota dari kalangan laki-laki.

Lilis Solehati, Ketua Badan Komunikasi Wanita Koperasi dari Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), mengatakan, munculnya BKWK karena pengembangan kapabilitas wanita dalam kegiatan ekonomi melalui koperasi dinilai sangat vital.

”Oleh karena itu dalam program kerja Dekopin, peran wanita dalam berkoperasi maupun dalam gerakan koperasi, terus ditingkatkan. Pada jenjang kepemimpinan Dekopin, selalu diupayakan ada unsure pengurus wanitanya,” kata Lilis. (ra/bisnis.com)

Comments :

1
Aang Darmana mengatakan...
on 

Setelah disupport dengan kebijakan-kebijakan dan strategi pengembangannya tantangan berikutnya adalah manajemen tata kelola koperasi. Berusaha membuat solusi komputerisasi dengan software koperasi berbasis sistem akuntansi. Boleh dicoba dan instalkan programnya dari link dibawah ini. http://wwww.tinyurl.com/pxtd7q2

Posting Komentar